Duniaku,
kehidupanku…
Semuanya
terasa asing,,,
Dimana biasanya setiap
orang beranggapan bahwa ‘’rumahku surgaku’’, tapi tidak untukku. Aku juga tak
ingin mengatakan bahwa ‘’rumahku nerakaku’’ walau sebenarnya aku pun
merasakannya. Akan tetapi bibir ini tak sanggup bergetar tuk mengatakan ungkapan
tersebut, karena dimana tempat yang dulu aku tlah diciptakan dan dibesarkan
penuh dengan kebahagian tapi sekarang bahkan belasan tahun yang lalu semuanya
berubah seperti debu yang tersapu oleh
angin. Telinga ini tak pernah mendengar ungkapan sayang melainkan tuntutan
dan hanya tuntutan. Seandainya ditempat itu aku tak pernah menemukan sesosok
malaikat yang biasa kusapa dengan
sebutan ‘’mama’’ mungkin keinginan untukku meninggalkan tempat itu akan
terbayar.
Ketabahan, kelembutan, kekuatan, senyuman serta
kasih sayang yang lebih selaluku dapat darinya. Aku sadar, aku tau, aku juga
yakin bahwa dia ‘’ayah’’ sangat menyayangiku, hinanya kasih sayang itu hanya
berupa materi. Munafik jika semua orang tidak membutuhkan itu. Ingin sekali bibir ini mengucapkan kata-kata
yang tak sepatutnya diutarakan. Aku tak pernah
suka dengan cara itu, bukan karenamu melainkan ungkapan kata serta tuntutan
yang selalu kau lontarkan.
Ayah…
Jika aku bisa memilih akupun akan memilih, tak ingin
kau tanamkan benih kasihmu dari rahim sesosok malaikat sepertinya, sesosok
wanita yang terlalu suci tuk tersakiti. Aku sadar kau sangat mencintai
wanitaku. Rasa benci, kesalku pun semakin mengusik jika wanitaku meneteskan air
matanya karnamu.
Materi
itu mungkin tak pernah kau lupakan untuk kebahagiaan kami…
Akan
tetapi kebahagiaan akan jauh lebih berarti jika adanya rasa saling melengkapi
Peraturan
serta tuntutan yang selalu kau tanamkan
Ku
ingin kau mengerti ‘’ aku bukan gadis kecilmu lagi’’
Seberapa
besar rasa benci, kesal ini terluap hanya untuk sikap dan sifatmu
Akan
tetapi aku tetap menyayangimu ayah,
Bersambung,,,
0 komentar:
Posting Komentar